Sabtu, 08 Mei 2010

PENDIDIKAN DAN UJIAN NASIONAL DI MATA KU

google

Sumber : google

Pendidikan itu sangat perlu. Pendidikan itu dibutuhkan oleh setiap orang yang ada di muka bumi ini. Bagaimana jadinya kalau saja kita tidak mendapatkan pendidikan. Pendidikan itu bisa berlangsung dimana dan kapan saja. Secara legal pemerintahan memang harus berlangsung dalam dunia sekolah, mulai dari taman kanak-kanan hingga pada jenjang strata. Tapi sebenarnya pendidikan dalam arti luas tidak harus ada dan berlangsung di sebuah sekolah. Pendidikan hadir saat kita lahir dan berakhir pada saat kita meninggal

Pendidikan itu butuh uang, waktu dan pengorbanan lainnya. Tapi tidak kala pentingnya pendidikan itu juga butuh keseriusan. Betapa banyak orang disekitar kita yang gagal dalam pendidikan karena juga disebabkan beberapa faktor.

Sekian banyak orang disekitar kita telah sukses dalam pendidikan. Tapi apakah sekian banyak orang itu telah mampu menerapkan ilmu dan pengetahuan yang didapatkan selama mengikuti pendidikan?

Kita harus jujur akui bahwa, tujuan akhir dari pendidikan itu amat mulia. Dengan ilmu yang didapatkan berarti paling tidak mampu membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik. Sekaligus pendidikan itu diharapkan mampu memberikan solusi dari dua hal tersebut. Kalau menghadapi yang tidak baik bagaimana solusinya, dan kalau sudah baik bagaimana bisa konsisten untuk melanjutkannya atau bahkan melakukan inovasi baru hasil dari ilmu yang dapat dalam pendidikan.

Tidak sedikit anak negeri ini yang mampu mengharumkan negeri kita Indonesia dari presetasi yang didapatkan dalam berbagai event internasional. Sukses itu tentunya sangat ditunjang dari hasil pendidikan yang menggembirakan.

Kayaknya sebagian anak negeri ini gagal dalam pendidikan karena tidak ditunjang dengan kemampuan finansial. Meski negara menjamin dengan program bea siswa bagi mereka yang memiliki kemampuan intelektual. Lagi-lagi realitanya untuk mengurus bea siswa saja penuh dengan birokrasi yang berbelit dan sejuta persyaratan.

Kemana sebenarnya arah pendidikan nasional kita?, program Ujian Nasional (UN) yang dicanangkan pemerintah ternyata tidak memberikan hasil yang menggembirakan bagi pemerintah dan orang tua anak didik. Bahkan program UN tahun ini membawa malapeta dan duka yang mendalam, pasalnya ada peserta UN harus bunuh diri gara-gara tidak lulus.

Lihatlah anak negeri ini seperti yang diberitakan berbagai media bahwa seorang siswa yang bernama Wahyu Ningsih, siswi sebuah SMKN di Muaro Jambi yang tega mengakhiri hidupnya dengan cara menelan racun jamur tanaman karena tidak lulus ujian nasional. Peristiwa seperti itu juga terjadi diberbagai daerah. Menyedihkan memang.

Tapi kalau kita menyimak tujuan dari ujian nasional sesuai dengan peraturan menteri pendidikan nasional nomor 75 tahun 2009, memang memiliki makna mulia seperti dikatakan dalam peraturan tersebut bahwa, Ujian Nasional bertujuan menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.

Menuru saya, semestinya sebelum pemerintah menetapkan pelaksanaan UN, pemerintah terlebih dahulu melakukan pemetaan terhadap sekolah-sekolah yang ada di nusantara ini. Karena nyata kualitas setiap sekolah pasti beda. Bahkan kita jumpai di suatu daerah ada sebutan sekolah unggulan, sekolah percontohan, sekolah internasional dan sebagainya.

Setelah didapatkan hasil pemetaan kualitas sekolah, maka pemerintah baru melakukan rencana pelaksanaan UN sesuai dengan tingkat kualitas sekolah yang ada. Bukan UN yang soalnya sama antara sekolah unggulan dengan sekolah yang kualitasnya masih rendah.

Tapi bagaimanapun inilah kenyataan yang kita hadapi. Semoga kedepan pemerintah mengambil hikmah peristiwa ujian nasional tahun 2010 yang diwarnai dengan tingkat kelulusan presentasinya menurun dibanding pada tahun lalu. Ironisnya UN telah memakan korban jiwa dengan sia-sia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar